Wednesday, May 9, 2007

Kampanye Anti Rokok Sendiri (bag 1)

Sudah hari ke sembilan, Kampanye Anti Rokok Sendiri selama sebulan digalakkan.
Tidak merokok bagi sebagian orang yang tadinya merokok merupakan sebuah pilihan dan bagi sebagian lainnya mungkin sebuah kewajiban. Tetapi merokok bagi sebagian orang yang tadinya tidak merokok adalah kewajiban, sebagian lainnya adalah keterusan.

Yah... keterusan pada awal yang coba-coba. Katanya sehabis makan kalo tidak merokok itu rasanya seperti "dipukulin sama orang cnai". Begitu katanya. Ah, sekali lagi memang "katanya" itu tidak bertanggung jawab.

Merokok adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Dalam pergaulan ketika kita mati gaya, rokok setia menemani sehingga gaya menjadi lebih hidup. Memang hidup menjadi lebih hidup. Atau dalam kesendirian yang melamunkan angan dan pikiran, merokok adalah angan tersendiri. Sebuah obsesi yang tiada habisnya. Atau begini, ketika dalam perjalanan jauh, merokok adalah sebuah pengalaman yang tidak tergantikan. Coba kalian rasakan sendiri, bagaimana rasanya. Feel it! Mmm... bisa juga ketika kita tidak dihormati oleh orang lain, merokok lah kamu agar dihormati. Orang lain akan melihat kamu, orang lain akan melihat siapa kamu yang pandai mengekspresikan diri. Sehingga saat itulah mereka akan menggandeng kamu, seakan kamu adalah bagian dari mereka. Seseorang yang ekspresif. Merokok juga bisa mencirikan apakah seseorang bakat menjadi pemimpin atau bukan. Karena dalam sebuah kelompok (gank) kita - dulu waktu kecil kan suka tuh main gank-gank ngan - jika siapa dari kita yang berani merokok duluan adalah dia pemimpin kita. Sehingga yang lain akan mengikuti. Yah... yang lain memang hanya bisa mengikuti. Bahkan dengan merokok sisi nasionalisme kita bisa terbentuk lho... Kita akan tenggelam dalam nuansa biru dan damainya Indonesia. Lupakan bahwa Indonesia adalah negara yang tidak menghormati HAM (menurut Bono lho).

Ah... sebuah pembenaran dari para produsen itu. Tertipu? Tidak juga. Karena rokok memiliki penikmatnya masing-masing. Kita merokok karena sebuah rasa yang diberikan. Berbeda? Tentu saja setiap rokok menyuguhkan rasa yang berbeda-beda. Sehingga dari situ juga kita dapat melihat dan menilai kesetiaan seseorang. Begitu katanya... (ingat "katanya" adalah tidak bertanggung jawab)

Jadi apa yang sudah dihasilkan dengan "Kampanye Anti Rokok Sendiri" ? Enam bungkus rokok jawabnya.

Besok harus lebih baik! Mari!

0 komentar: