Tuesday, July 24, 2007

Pungli

Tentang kekuasaan dan pungli yang semakin merajalela disini. Di Indonesia. Semua orang memperebutkan sesuatu, apa itu?
Tidak tau saya, yang pasti "UUD", ujung-ujungnya duit.

Beberapa hari yang lalu saya mendapat email tentang sebuah lomba membuat PSA. Tema dari lomba PSA itu adalah lawan pungli sekarang juga. Bagaimana caranya melawan pungli? Apakah dengan sebuah lomba PSA kita bisa melawan keberandalan para punglitor itu? Saya tidak melihat sebuah jawaban.

Hal ini, menurut saya sama seperti kita berteriak-teriak di jalan dengan siraman terik sinar matahari tentang sebuah isu sosial yang mengganggu hajat hidup orang banyak di negeri ini. Tetapi mana hasilnya? Nol besar. Semua kembali sirna seperti sirnanya sinar matahari ditelan ombak awan senja yang berujung pada gelapnya malam. Semua kembali tenang. Orang-orang yang berteriak-teriak tadi siang kembali tenang masuk ke peraduannya masing-masing dan kembali ke negeri utopianya. Sedangkan orang-orang yang diteriaki tadi siang kembali tenang, keluar dari kolong meja tempat mereka sembunyi dan mengucapkan terima kasih kepada para penjaganya. Lalu pulang melenggang... Berharap esok tak ada lagi yang mengganggu jadwal makan siang mereka.

Jadi sebenarnya, kita pun sama... Ketika berteriak dan terus berteriak dalam ruang hampa yang kedap suara. Orang-orang di luar sana hanya mampu melihat mimik kita dan gerak bibir kita. Berteriak dalam bisu dan mendengar dalam tuli. Ah... sebuah paradox yang akan seperti ini terus sampai nanti. Kata orang pintar sih, ada Satria Piningit yang akan menyelamatkan kita dan merobohkan dinding paradox itu. Ingat "katanya" adalah sesuatu yang tidak bertanggung jawab.

Ketika ditanya, apakah saya akan ikut berteriak dalam bisu? Oh, saya adalah partisipan yang baik dalam hal ini. Biarlah saya ikut serta berteriak dalam bisu. Berteriak Lawan Pungli sekarang juga... Hahahha... Terdengar lucu bukan? Tetapi paling tidak saya bisa ikut meramaikan suasana ruang hampa itu agar lebih berwarna.

0 komentar: