Friday, December 26, 2008

Lanturan Untuk Menyambut 2009


Akhir tahun ini, banyak sekali perubahan yang terjadi. Tidak saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Bumi ini pun mengalami perubahan yang drastis, sehingga mempengaruhi kehidupan yang ada di atasnya.

Mulai dari perubahan iklim, pembuktian teori relativitas Einstein, goncangnya konsep kapitalis karena resesi keuangan Amerika, belum lagi tentang kemampuan melahirkan seorang pria yang pernah muncul di Oprah, meski memang dia sebelumnya berkelamin perempuan. Atau tentang munculnya pemimpin berkulit hitam di Amerika.

Sedangkan di Indonesia? Konsep korup sepertinya lambat laun akan mereda dengan makin beringasnya KPK merangsek. Atau bagaimana seorang kepala negara merasa ditipu oleh seseorang yang mengaku memiliki kemampuan menemukan bahan bakar air dan padi yang bisa panen dengan cepat. Untuk yang satu ini saya hanya bisa tersenyum kecut sambil tertunduk seperti anak babi yang malu karena induknya adalah babi.

Belum lagi tentang keputusan jam sekolah yang dibuat oleh PemKot DKI. Sepertinya kita memang harus menggalakan disiplin nasional lagi. Tetapi yang agak-agak mengganggu saya adalah konsepnya, kali ini disiplin nasional harus dimulai dari bawah, dari umur yang dini. Karena orang-orang tua sudah tidak mungkin diajarkan disiplin, mereka sudah terlalu akut penyakitnya. Gerakan Disiplin Nasional dicetuskan oleh mereka yang secara institusi adalah yang paling tidak disiplin.

Inilah yang akan kita rasakan ketika nanti 2009 hadir, Pemilu, memilih kembali pemimpin negeri ini untuk 5 tahun kedepan. Seperti biasa, mereka yang menghamba kepada kita untuk dipilih tidak memberi sebuah bukti konkret yang bisa kita jadikan acuan. Seperti konsep "GDN" PemKot DKI di atas itu.

Siapa mereka? Darimana asalnya? Oh, saya tahu, saya pernah melihat mereka. Mereka sering "nongkrong" di ujung jalan sana dalam bentuk spanduk dan baliho. Terkadang mereka juga sering "mengintip" lewat layar kaca dan berbicara ini dan itu.

Berbicara? Mmm... Sebenarnya berbicara itu lebih susah lho daripada bertindak. Mau bukti? Ketika kita berbicara, kita fokus pada apa yang kita bicarakan saat itu, kita merasakan kepentingan kita dalam konteks pembicaraan yang kita utarakan. Dan itu sangat dirasakan oleh Moerdiono mantan MenSesNeg zaman Orde Baru. Tetapi ketika kita bertindak, itu akan lebih mudah.

Karena sebagai pemimpin kita hanya butuh laporan dari pada staf. Mereka akan berbicara ini dan itu, sampai akhirnya pemimpin yang memutuskan harus melakukan apa. Sampai disini
memang mudah bagi mereka yang memiliki jiwa pemimpin.

"The manager asks how and when, the leader asks what and why"
-Warren Bennis-

Para pemimpin hebat di dunia ini selalu memiliki visi yang tidak mereka bagikan kepada orang lain secara terbuka. Mereka hanya merasakan saja, dan mereka yakin akan hal itu. Bisa dianggap untuk yang satu ini, syarat menjadi pemimpin adalah memiliki "indera ke 6" dalam bentuk vision masa depan. Akan dibawa kemana kendaraan yang mereka setir ini.

Ada salah satu parpol yang memiliki program sembako murah untuk rakyat. Sekedar mencari popularitas menuju tahun 2009. Sekali lagi rakyat kecil mereka cekoki dengan ikan yang banyak. Tetapi mereka tidak melihat jangka panjang. Ketika ikan itu habis rakyat akan terbiasa meminta, meminta, dan meminta terus. Padahal ajaran pendiri negara ini adalah BERDIKARI.

Jangan salahkan kami ketika golongan putih akan menjadi "pemimpin" di negeri ini.
Karena kalian selalu mengajak rakyat kecil untuk menjadi "senjata" kalian berkampanye, mempromosikan diri kalian, bersembunyi di kesusahan rakyat untuk menjadi pemimpin terpilih atas dasar "simpati" sesaat.

Pret Dut Cuih!

Dan satu hal lagi, pemimpin tidak dilahirkan, mereka tidak memiliki genetika. Para ilmuwan pun tidak menemukan genetik seorang pemimpin kalau pun ada, hanya sebagai data statistik saja. Lihat bagaimana data statistik mengukur tinggi badan para pemimpin, dalam data itu para pemimpin memiliki tinggi badan di atas rata-rata. Oleh sebab itu lah, kadang Napoleon Bonaparte selalu dilecehkan.

Tetapi bagaimana dengan Mahatma Gandhi yang lebih pendek dari Napoleon? Mmm... saya jadi bingung? Tetapi setidaknya Napoleon tertulis dalam sejarah sebagai salah satu pemimpin dunia yang berpengaruh.

Tetapi kita, mereka yang akan mencalonkan diri di tahun 2009?

We need more act than talk!

Jangan kayak bang kumis ah... bingung mau ngapain tuh dia sekarang. Maaf om, no heart feeling ya... makanya dibenerin dong macetnya, tapi jangan suruh bangun pagi.

0 komentar: