Seharusnya tulisan sebelum ini diposting tepat pada awal bulan. Tetapi ternyata berbarengan dengan tulisan ini. Mmm... Ternyata waktu itu sangat relatif ya... Sebuah tulisan yang sebenarnya ditulis pada awal September tetapi ketika digabungkan seperti ini. Tidak ada waktu yang bercerita. Tidak ada yang tahu perjalanan dari awal sampai akhir September selain pelaku tulisan ini.
Hahah...
Seperti juga sebuah photo. Ketika sebuah foto telah ter-capture saat itu juga apa yang ada dalam photo itu telah menjadi masa lalu. Mmm... Sepertinya saya pernah membicarakan hal ini. Lupakan... Tidak terlalu penting membicarakan masa lalu. Tetapi ternyata saya selalu membicarakan hal ini. Ada apa dengan masa lalu? Ada apa dengan masa lalu saya? Apakah saya mengalami masa lalu yang buruk?
Saya tidak merasa buruk dalam masa lalu, mungkin... Setidaknya hanya untuk saya.
Ternyata ini tak lebih dari sebuah tulisan dalam diary... Semua tulisan yang pernah saya tuangkan disini. Ya... tak lebih dari sebuah diary yang sering ditulis oleh orang-orang lain. Adakah sesuatu dalam tulisan-tulisan ini yang bisa memberi arti... untuk apa hidup ini sebenarnya?
Kita berjalan bersama waktu, menjadi masa lalu dan mengharapkan masa depan. Kenapa tidak mengharapkan masa lalu dan menjadi masa depan. Kenapa yang lalu tidak bisa diulang persis sama sehingga kita bisa kembali merasakan dan menikmati segala hal dalam masa lalu. Kesedihannya, kegembiraannya, ketakutannya, keberaniannya, kesadarannya, kekosongannya... Kenapa masa lalu sangat cepat berlalu... kenapa masa depan sering terlalu lama datangnya. Tetapi orang-orang bijak selalu berkata, "jangan harapkan masa depan, karena dia akan hadir tanpa kau sadari."
Adakah tempat dimana masa tidak berlawanan? Dimana tidak ada masa lalu dan masa depan... Sebuah tempat dimana semua orang seperti masa lalu dan masa depannya juga sudah dirasakannya. Ah... gimana saya menjelaskannya ya? Mmmm... Sebuah tempat dengan masa lalu dan masa depan. Sebuah tempat dimana candi yang sedang dibangun oleh orang-orang dulu bersebelahan dengan gedung pencakar langit yang juga sedang dibangun oleh orang-orang masa depan. Perlombaan membangun piramida dan gedung pencakar langit... Ketika orang dulu dan orang sekarang bertemu. Ketika masa tidak dibatasi oleh waktu. Ketika dimensi itu sama-sama kita rasakan. Ketika orang-orang masa depan mengejek orang-orang lama yang terlalu memakan waktu dan biaya bahkan memakan begitu banyak korban dalam membangun piramida. Atau ketika orang-orang dulu mengejek orang-orang masa depan bahwa karya mereka tidak memiliki jiwa. Kenapa justru saling mengejek? Mungkin mereka bisa saling membantu mengurangi waktu pembangunan dan mengisi jiwa yang kosong.
Pada akhirnya saya berbicara tentang industri...
Di Cina... ketika revolusi berhasil menggulingkan zaman kekaisaran. Semua orang yang ahli bela diri diberangus. Dihancurkan... Ketakutan rezim industri kepada orang-orang dulu adalah kepandaiannya bersatu dengan alam semesta. Di Cina, seorang pendekar bisa membunuh pendekar lain dengan banyak jurus, tetapi industri hadir dengan satu jurus untuk mengalahkan semua pendekar itu. Doorr! Yap satu jurus ledakan mesiu... Tetapi justru disitulah nilai kemanusiaan kita hilang.
Ada satu cerita yang saya dapat dari sebuah komik, Kenji, judulnya. Sebuah komik tentang pendekar kungfu Delapan Mata Angin. Sebuah kungfu Cina yang dipelajari oleh seorang anak dari Jepang yang bernama Kenji. Singkat cerita dalam salah satu seri komik itu diceritakan tentang pertarungan sengit antara seorang pendekar dengan pendekar lain yang sama-sama kuat. Mereka bertarung hidup dan mati selama beberapa hari. Tidak ada yang kalah dan menang. Tetapi dalam proses pertarungan mereka, dalam keletihan tubuh yang amat sangat, mereka berpikir kembali tentang esensi ilmu bela diri. Yakni CINTA. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri pertarungan tersebut dan menjalin persahabatan. Karena pada dasarnya mereka adalah orang-orang baik. Semua orang yang terlahir di dunia ini adalah orang baik. Karena Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu untuk keburukan. Tuhan selalu menciptakan sesuatu dengan tujuan yang baik, apapun itu, bahkan seekor lalat pun ada kebaikannya. (Saya belum mengetahui kebaikan seekor lalat, selain menjaga kita untuk selalu hidup bersih). Telah ngelantur saya...
Sekarang... masa industri hadir... Jika dalam pertarungan antara dua pendekar itu, salah satunya membawa pistol. Apa yang akan terjadi... Tidak perlu sampai menunggu berhari-hari dalam kelelahan. Dengan satu jurus, Doorr! Salah seorangnya pasti langsung tersungkur dan berbujur kaku. Tetapi tidak ada CINTA dalam pistol. Tidak ada kesadaran untuk bersahabat dalam pistol. Intinya adalah mengalahkan siapa pun lawan dengan mudah. Begitu industri mengajarkan...
Apakah masa depan akan menjadi seperti itu?
Apakah masih ada CINTA dalam industri? Ketika semua telah menjadi robot dan mengejar yang tidak pernah bisa terkejar... Dunia... Mengejar dunia tidak akan pernah ada habisnya, begitu orang bijak menasehati. Setiap hari kita semua mengejar dunia...
Satu lagi nasehat dalam komik Kenji itu, pada akhir cerita, ada sebuah kutipan bahwa, "jika kita sudah tidak mengejar sesuatu maka kita akan memiliki segalanya, jika kita sudah tidak memiliki ego maka alam semestalah yang akan menjadi ego kita".
Masa lalu dan masa depan bersatu dalam cinta.
Saturday, September 29, 2007
September akhir...
Diposting oleh
swingtalk
di
8:04 PM
0
komentar
September Ceria...
Awal bulan ini saya mulai dengan satu kata "DAMN!"
Why? Produktifitas menulis sangat rendah di bulan Agustus. Hanya satu! Ya, hanya satu.
Menulis lagi dengan ceria di bulan September?
Kenapa tidak?
Bulan kemaren seharusnya menjadi bulan yang cukup menyenangkan dimana saya
kembali mengulangi sebuah perputaran masa dan menambah daftar panjang angka usia saya.
28 tahun dengan biasa.
Apa itu biasa?
Mmm... Biasa bangun siang, berangkat ke kantor, memulai huru hara kantor sekitar 10.15. Lalu makan siang dengan nasi setengah, dilanjutkan dengan kopi sore pada jam 3. Jika beruntung bisa pulang jam 7 malam. Sampai di rumah mencari remote TV, melihat
koleksi DVD, menontonnya. Dan tertidur...
Apa yang tidak biasa?
Bercerita tentang hari dengan dia diseberang sana lewat pesan singkat. Menggodanya, mencari seluntur rona merah di sepasang pipinya. Menggarap ide-ide sial yang semakin hari semakin tampak membosankan. Matahari pun sepertinya tidak membantu sedikit pelan dalam berjalan. Semua tampak terlalu terang dan panas ketika memulai segalanya. Ah... harusnya dua kalimat terakhir ini menjadi sesuatu yang biasa saja.
DAMN!
This is not what i want...
This is not what i should be...
It's to slowly...!
DAMN!
Being creative is not very cool indeed...
That name, creative, make life very hard.
It push me into the wall everyday. The big wall!
It's September now...
Diposting oleh
swingtalk
di
7:59 PM
0
komentar
Monday, September 24, 2007
Mengantuk
Mengantuk... Betul itu... Hari-hari ini, selama bulan puasa ini, mengantuk menjadi sangat produktif dibandingkan dengan kegiatan lain. Setiap hari, antara jam sebelas siang sampai jam empat sore, kepala sangatlah berat, mata tidak mengerti bagaimana caranya berkedip, dan tangan tiba-tiba terasa kaku dan berhenti bergerak.
Entah kenapa, bulan puasa yang seharusnya memiliki makna ibadah yang tinggi, tetapi rasa kantuk menghalangi...
Saya pernah berhipotesa tentang rasa kantuk yang berkecamuk hebat di bulan puasa ini.
Pertama, adalah karena tubuh kita tidak bekerja secara maksimal, ada beberapa bagian tubuh yang memang sudah tidak bekerja, contohnya lambung, dari waktu sahur, lambung kita sudah kosong dan berhenti bekerja (benar atau tidaknya saya anjurkan untuk melihat kembali buku pengetahuan populer) setelah 4 jam. Sehingga darah pun bergerak lambat, pasokan oksigen pun berkurang, begitu kira-kira.
Kedua, adalah bahwa puasa berarti tidak ada makan dan minum di siang hari sampai waktu berbuka. Berarti kita tidak ada kesempatan untuk sekedar mengobati rasa kantuk dengan kopi atau rokok. Istilahnya mungkin "kerjaan iseng", yah... sebagai teman setia dalam bekerja sehari-hari.
Toh, meskipun rasa kantuk sangat menjejal, tetapi saya sangat merasa bersyukur karena sampai detik ini saya masih penuh berpuasa. Apakah terlalu sombong ya saya memberi tahukan hal ini? Rasanya tidak, toh jarang juga orang yang membaca tulisan ini. Tetapi sombong kepada diri sendiri itu boleh tidak ya?
Diposting oleh
swingtalk
di
4:05 PM
0
komentar
Friday, August 3, 2007
Cita-cita
"Apa cita-cita mu?", Begitu sering kita mendengar orang dewasa bertanya pada kita saat kita kecil dulu.
"Kalau sudah besar mau jadi apa?"
Yang ditanya (anak-anak) mungkin hanya bisa malu-malu saja menjawabnya. Lalu jawaban yang keluar pun cenderung sama. Mau jadi tentara, dokter, insinyur, atau guru mungkin.
Saya sendiri lupa dulu menjawab apa, yang pasti dari semua jawaban template anak-anak tersebut yang sering saya ucapkan adalah tentara lalu insinyur. Yah, seperti itulah, saya dulu waktu kecil tidak punya gambaran mau jadi apa kalau sudah besar. Sebenarnya saya merasa iri dengan anak-anak yang mampu menjawab pertanyaan itu dengan antusias dan cepat serta mampu memberi alasan kenapa memilih cita-cita itu.
Tulisan ini sebenarnya terilhami dengan acara tv, Absolut 2020, ada seorang anak kecil, Mucchi namanya. Dia tinggal di Amerika sana. Usianya kira-kira 7 tahun. Keluarganya berantakan, ayah seorang penganggur dan pemabuk, kakaknya tidak sekolah dan menjadi berandalan yang akhirnya ditahan karena merampok sebuah toko. Lalu ibunya yang sering marah-marah kepada sang ayah karena tidak bisa menjadi ayah yang baik baik keluarga itu.
Lalu si Mucchi ditanya tentang cita-citanya, dengan antusias dia menjawab ingin menjadi hakim. Mmm... jawaban yang mencengangkan bagi saya, karena saya jarang sekali menerima jawaban itu dari anak-anak. Lalu Mucchi menjelaskan alasannya kenapa memilih cita-cita itu. Dia berkata, bahwa dia sangat tertarik dalam memberi keputusan. Dia tertarik jika seorang perempuan memberi keputusan. Mmm... jawaban yang sederhana tapi sarat akan makna feminisme... (ehehhe... saya meledek pacar saya lewat sms).
Yah... kembali kepada saya waktu kecil dahulu... Saya tidak bisa memberi jawaban yang benar-benar saya cita-citakan. Saya tidak pernah bercita-cita ingin menjadi graphic designer atau hal-hal yang berhubungan dengan iklan.
Setiap orang yang bertanya kepada saya tentang cita-cita, saya hanya menjawabnya dengan template. Menjadi tentara atau insinyur. Itu saja, dan ketika orang bertanya tentang alasan saya. Saya menjawab, kalo jadi tentara seru karena sepatunya bisa bunyi kalo lagi jalan, prok ... prok ... prok... gitu lah. Terus terang saya memang suka sekali dengan bunyi sepatu yang beradu dengan lantai. Buat saya suara itu sangat gagah. Dan bahkan sepatu dengan sol dari karet ketika menimbulkan suara yang beradu dengan jalan aspal atau tanah juga sangat menarik untuk saya.
Lalu untuk jawaban insinyur saya memberi alasan karena mengasyikan jika kita kerjanya hanya menggambar saja. Menggambar dan menggambar... Mmm... Tapi ternyata setelah saya ingat-ingat kembali, saya lebih menyukai gambar-gambar gedung yang belum jadi, gambar gedung yang masih blue print, gambar gedung yang masih berbentuk garis-garis saja tanpa ada fill.
Agak melantur akhirnya saya berbicara tentang cita-cita ini. Tapi memang ternyata jawaban-jawaban yang keluar dari seorang anak kecil itu ada yang benar-benar jawaban mereka yang keluar dari dalam hatinya namun ada pula yang hanya mengikuti template yang ada dengan alasan yang macam-macam. Mungkin jawaban sebenarnya dari cita-cita seorang anak ada di alasan mereka.
Kembali pada lanturan tentang cita-cita...
Saya juga sangat menyukai kegiatan mengamati. Terutama ketika naik bis atau mobil. Saya sangat menikmatinya ketika memandang dan memperhatikan salah satu sudut yang paling reot di dalam bis itu. Entah kenapa, menurut saya sudut itu sangat mengasikkan untuk dilihat. Akhirnya saya sering bermain dengan bentuk kotak atau balok. Karena hal yang "mengasikkan" dengan sudut-sudutnya.
Mungkin dari situ saya suka sekali memperhatikan hal-hal yang mendetail, meskipun kadang-kadang luput juga.
Ah... cita-cita...
Sekarang apa lagi cita-cita saya ya?
Diposting oleh
swingtalk
di
1:56 PM
0
komentar
Tuesday, July 24, 2007
Pungli
Tentang kekuasaan dan pungli yang semakin merajalela disini. Di Indonesia. Semua orang memperebutkan sesuatu, apa itu?
Tidak tau saya, yang pasti "UUD", ujung-ujungnya duit.
Beberapa hari yang lalu saya mendapat email tentang sebuah lomba membuat PSA. Tema dari lomba PSA itu adalah lawan pungli sekarang juga. Bagaimana caranya melawan pungli? Apakah dengan sebuah lomba PSA kita bisa melawan keberandalan para punglitor itu? Saya tidak melihat sebuah jawaban.
Hal ini, menurut saya sama seperti kita berteriak-teriak di jalan dengan siraman terik sinar matahari tentang sebuah isu sosial yang mengganggu hajat hidup orang banyak di negeri ini. Tetapi mana hasilnya? Nol besar. Semua kembali sirna seperti sirnanya sinar matahari ditelan ombak awan senja yang berujung pada gelapnya malam. Semua kembali tenang. Orang-orang yang berteriak-teriak tadi siang kembali tenang masuk ke peraduannya masing-masing dan kembali ke negeri utopianya. Sedangkan orang-orang yang diteriaki tadi siang kembali tenang, keluar dari kolong meja tempat mereka sembunyi dan mengucapkan terima kasih kepada para penjaganya. Lalu pulang melenggang... Berharap esok tak ada lagi yang mengganggu jadwal makan siang mereka.
Jadi sebenarnya, kita pun sama... Ketika berteriak dan terus berteriak dalam ruang hampa yang kedap suara. Orang-orang di luar sana hanya mampu melihat mimik kita dan gerak bibir kita. Berteriak dalam bisu dan mendengar dalam tuli. Ah... sebuah paradox yang akan seperti ini terus sampai nanti. Kata orang pintar sih, ada Satria Piningit yang akan menyelamatkan kita dan merobohkan dinding paradox itu. Ingat "katanya" adalah sesuatu yang tidak bertanggung jawab.
Ketika ditanya, apakah saya akan ikut berteriak dalam bisu? Oh, saya adalah partisipan yang baik dalam hal ini. Biarlah saya ikut serta berteriak dalam bisu. Berteriak Lawan Pungli sekarang juga... Hahahha... Terdengar lucu bukan? Tetapi paling tidak saya bisa ikut meramaikan suasana ruang hampa itu agar lebih berwarna.
Diposting oleh
swingtalk
di
2:00 PM
0
komentar